Teknik Sambungan dan ikatan


Dalam pekerjaan konstruksi pasti akan menjumpai sambungan.Baik dalam konstruksi kayu,baja,beton maupun bambu.Secara teknis sambungan merupakan titik perlemahan dari segi momen maupun pembebanan.Sehingga pada sambungan harus diberikan perkuatan dengan menambah atau memberikan tambahan material untuk menyeimbangkan momen maupun daya topang pada titik tersebut.

Untuk sambungan pada konstruksi baja,lazimnya menggunakan teknik sambungan las maupun mur baut.Pada konstruksi kayu biasanya menggunakan sambungan Takik dan cowak (purus), ada pula sistem sambungan bibir miring dan bibir lurus pada belandar atau tiang dengan tetap memberikan perkuatan paku dan klem plat.Walau ada beberapa juga yang menggunakan perkuatan mur baut layaknya konstruksi baja.

Pada konstruksi bambu pun demikian,ada beberapa teknik sambungan yang bisa digunakan tergantung fungsi,kebiasaan tukang atau pekerja,dan juga tergantung dari budget. Dikenal beberapa teknik sambungan yang masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.Beberapa teknik sambungan yang lazim digunakan yaitu :

  1. sistem gorok atau dengan teknik melubangi salah satu bagian bambu untuk memasukan bilah bambu lainnya,namun cara ini dianggap kurang efisien karena dengan melubangi salah satu bilah bambu,justru akan menambah nilai perlemahan kekuatan bambu tersebut dan juga dibutuhkan waktu sedikit lebih lambat,karena harus membuat lubang yang pas dengan bambu yang akan disambung.Biasanya akan diberikan perkuatan lagi dengan tambahan paku atau taji (pancir)
  2. Sitem Mur Baut , cara ini digunakan apabila ingin menyatukan beberapa bilah bambu ukuran kecil untuk,Namun cara ini justru menurut pengalaman kami malah akan menimbulkan resiko baru,karena matrial mur yang terbuat dari  bahan logam bergerigi akan menembus semua sisi bambu dan kekuatan bertumpu pada mur baut yang secara teknis dalam waktu panjang akan mengikis sisi lobang pada bambu dan menjadi aus atau juga resiko korosi.
  3. Sistem tempel dan krop, teknik sambungan ini yang kami jadikan standar, perlu keahlian khusus untuk menyambung dengan cara ini,karena kropan harus pas menyesuaikan dengan bilah bambu yang akan ditempel.Teknik ini untuk sebagian orang mungkin dianggap kurang kuat,padahal dengan memberikan perkuatan paku disekeliling bilah bambu yang disambung,akan memiliki kekuatan daya topang yang bagus.
  4. Sistem implan ,Merupakan teknik yang terbaru hasil penyempurnaan teknik purus ,namun dikombinasikan dengan buhul bahan komposit , bisa baja ataupun material lain.Keunggulannya teknik ini bisa mempermudah pekerjaan sambungan dengan berbagai variasi sambungan sesulit apapun.Namun karena masih kurangnya produsen type sambungan ini,membuat sistem ini jarang digunakan karena harus menunggu atau indent matrial sambungannya dari produsen yang disesuaikan dengan permintaan.Dan juga harga dari buhul ini masih relatif lebuh tinggi.
Terlepas dari beberapa teknik tersebut,pada sambungan bambu biasanya diberikan tambahan ikatan.Beberapa material yang biasa digunakan untuk bahan ikatan bambu adalah Tali rotan,Tali Rami,Tali ijuk,Tali majun,dan ada juga dari bahan tali sintetis.

Fungsi ikatan tersebut adalan sebagai perkuatan pada titik sambungan,dan fungsi sekundernya sebagai ornamen pemanis sambungan dan juga sebagai antisipasi agar pada titik sambungan tersebut tidak dijadikan sarang serangga maupun binatang pengerat.Saat ini banyak sekali varian teknik ikatan,terutama dari segi teknik menganyam atau segi seninya.
Share on Google Plus

Kontak Anonim

Alamat Kantor: Jl.Raya LASWI - Majalaya , Kampung Sukawening Rt.02 Rw.04 ,Desa Padaulun , Majalaya , Kab.Bandung. Buka setiap hari kerja pukul 09.00 - 17.00 WIB (Hari Jumat libur). Tlp./SMS/WA: 085813881899 (Muhamad Romli/Obie).

0 komentar anda :

Posting Komentar